APA BEDA STRESS DAN DEPRESI?
KENALI GEJALANYA
Hampir
setiap orang pernah mengalami stres. Stres adalah hal yang normal dan justru baik bagi Anda
dalam situasi tertentu. Ketika Anda sedang dilanda stres, misalnya karena
tumpukan pekerjaan atau karena Anda sedang merencanakan pernikahan, Anda akan
semakin terpicu untuk fokus pada masalah dan meningkatkan kinerja. Namun, Anda
perlu berhati-hati karena kalau sudah terlewat stres, Anda bisa jadi menderita depresi.
Bahkan pada beberapa kasus, depresi bisa muncul tanpa didahului oleh stres.
Stres dan
depresi sering kali digunakan oleh awam sebagai istilah yang dapat
dipertukarkan. Padahal, kedua hal ini memiliki perbedaan mendasar. Cara kerja
stres dan depresi tidaklah sama, maka penanggulangannya pun akan berbeda pula.
Jika tidak ditangani dengan benar, depresi bisa membahayakan kesehatan jiwa,
jasmani, hingga nyawa. Jadi, penting bagi Anda untuk mengenali perbedaan stres
dan depresi agar bisa merawat diri dengan tepat sebelum terlambat.
Apa
bedanya stres dan depresi?
Stres
biasanya dimulai dari rasa kewalahan akibat banyaknya tekanan dari luar dan
dalam diri seseorang yang telah berlangsung cukup lama. Stres bisa mendorong
Anda untuk semakin bersemangat menghadapi tantangan, tapi juga bisa mematahkan
semangat Anda. Ini karena setiap orang memiliki mekanisme yang berbeda-beda
dalam menghadapi stres.
Ketika
Anda dilanda stres, tubuh Anda membaca adanya serangan atau ancaman. Sebagai
mekanisme perlindungan diri, tubuh akan memproduksi berbagai hormon dan zat-zat
kimia seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Akibatnya, Anda akan
merasakan dorongan energi dan peningkatan konsentrasi supaya Anda bisa merespon
sumber tekanan secara efektif. Tubuh juga akan secara otomatis mematikan
fungsi-fungsi tubuh yang sedang tidak diperlukan, misalnya pencernaan. Namun,
apabila stres muncul pada saat-saat yang tidak diinginkan, darah akan mengalir
ke bagian-bagian tubuh yang berguna untuk merespon secara fisik seperti kaki
dan tangan sehingga fungsi otak menurun. Inilah sebabnya banyak orang yang
justru sulit berpikir jernih saat diserang stres.
Berbeda
dengan stres, depresi adalah sebuah penyakit mental yang berdampak buruk pada
suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat
konsentrasi penderitanya. Depresi bukan tanda ketidakbahagiaan atau cacat
karakter. Depresi bukanlah keadaan yang wajar ditemui seperti stres atau panik.
Orang yang terserang depresi biasanya akan merasa hilang semangat atau
motivasi, terus-menerus merasa sedih dan gagal, dan mudah lelah. Kondisi ini
bisa berlangsung selama enam bulan atau lebih. Maka, orang yang menderita
depresi biasanya jadi sulit menjalani kegiatan sehari-sehari seperti bekerja,
makan, bersosialisasi, belajar, atau berkendara secara normal. Siapa pun bisa
terserang depresi, terutama jika ada riwayat depresi dalam keluarga terdekat
Anda. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita lebih berisiko terserang depresi
daripada pria.
Gejala
stres
Stres bisa
terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak usia sekolah. Perhatikan
gejala-gejala depresi berikut ini untuk mencari tahu apakah Anda mengalami
stres atau depresi.
·
Sulit tidur
·
Gangguan daya ingat
·
Gangguan berkonsentrasi
·
Perubahan pola makan
·
Mudah marah dan tersinggung
·
Sering gugup atau gelisah
·
Merasa kewalahan dengan pekerjaan di
sekolah atau kantor
·
Merasa takut tidak bisa
menyelesaikan tugas-tugas dengan baik
Gejala
depresi
Tanda-tanda
depresi jauh lebih rumit daripada gejala stres. Kemunculannya pun bisa bertahap
sehingga sulit untuk benar-benar menyadari kapan depresi pertama kali
menyerang. Berikut adalah berbagai gejala depresi yang biasanya terjadi.
·
Menarik diri dari lingkungan sosial
dan keluarga
·
Merasa sedih seolah-olah tidak ada
harapan lagi
·
Hilang semangat, motivasi, energi,
dan stamina
·
Sulit mengambil keputusan
·
Makan lebih sedikit atau lebih
banyak dari biasanya
·
Tidur lebih sebentar atau lama dari
biasanya
·
Sulit berkonsentrasi
·
Sulit mengingat-ingat
·
Merasa bersalah, gagal, dan
sendirian
·
Berpikiran negatif secara
terus-menerus
·
Mudah kecewa, marah, dan tersinggung
·
Sulit menjalani kegiatan sehari-hari
·
Hilang minat pada hal-hal yang
biasanya dinikmati
·
Adanya pikiran untuk bunuh diri
Cara
menangani depresi
Jika
ternyata Anda mengalami depresi, Anda harus segera mengambil tindakan. Depresi
merupakan penyakit yang bisa disembuhkan kalau penanganannya tepat. Namun,
depresi tidak bisa disembuhkan oleh Anda seorang diri. Anda membutuhkan
bantuan orang lain. Cobalah untuk menjalani sesi konseling bersama psikolog
atau psikiater. Anda juga mungkin akan dirujuk untuk menjalani berbagai terapi
seperti Terapi Kognitif Perilaku (CBT) dan psikoterapi.
Untuk membantu
Anda mengatasi kegelisahan atau tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut,
pengobatan dengan antidepresan dan obat penenang bisa menjadi solusinya. Obat tidur juga mungkin ditawarkan bagi Anda yang mengalami insomnia
atau sulit tidur. Ingatlah bahwa terserang depresi bukan kesalahan Anda, tapi
Anda bisa melawannya. Ceritakan situasi Anda dengan jujur pada orang-orang
terdekat Anda agar mereka bisa mendukung dan membantu Anda sembuh lebih cepat.
Apa
bahayanya jika depresi tidak ditangani?
Jangan
menyepelekan atau membiarkan depresi begitu saja karena dampaknya sangat
berbahaya. Berbagai studi telah menemukan hubungan yang sangat erat antara
depresi dengan penyakit hati dan gagal jantung.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang menderita depresi
memiliki kemungkinan 58% lebih banyak terserang obesitas akibat perubahan pola makan
yang drastis dan kurang berolahraga. Jika tidak ditangani secara serius,
depresi di usia muda bisa menurunkan kemampuan otak serta meningkatkan risiko Alzheimer dan stroke.
Dalam
beberapa kasus, mereka yang sudah terserang depresi berat cenderung mencoba
untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Maka, sudah saatnya Anda menanggapi
stres dan depresi dengan serius. Kenali perbedaannya dan segera tangani stres
dan depresi sebelum terlambat.
SAMA KEK YANG BUATTT, STRESSSS
BalasHapus